Selasa, 07 Desember 2021

PENERAPAN FILSAFAT DAN IDEOLOGI DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR

 

PENERAPAN FILSAFAT DAN IDEOLOGI

DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR

Bherrio Dwi Saputra

21706261009

 

Disusun sebagai tugas pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Sekolah Dasar

yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit M.A

 

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat penerapan filsafat dan ideologi terhadap hasil belajar PKn di Sekolah Dasar. Filsafat merupakan sebuah pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga filsafat menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cita-cita. Sudah tentu keterkaitan antara keduanya sangat besar yaitu ideologi bersumber dari filsafat. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan meta-analisis yaitu menghitung korelasi dengan model fixed effect. Pertama, merumuskan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan menggali penelitian yang relevan, kemudian penelitian yang tidak mempublikasikan nilai r diubah menjadi nilai t dan F. Sampel penelitian sebanyak 21 artikel dengan kriteria mempelajari hubungan pendekatan penerapan filsafat dan ideologi terhadap hasil belajar PKn. Hasil dari model panel plot fixed-effect menunjukkan bahwa dua 21 artikel memiliki ukuran sampel yang bervariasi dengan distribusi asimetris, sehingga kesimpulan penelitian mengenai hubungan antara penerapan filsafat dan ideologi dan hasil belajar PKn bebas dari potensi bias publikasi. Kesimpulan ini diperkuat dengan tampilan forest plot sebelum dan sesudah menggunakan metode Trim and Fill serta hasil tampilan efek ringkasan. Dengan demikian tingkat validitas informasi berdasarkan a model fixed-effect hubungan antara ppenerapan filsafat dan ideologi dengan hasil belajar PKn adalah valid.

Kata Kunci: Filsafat, Ideologi, PKn, Sekolah Dasar.

 

A.  Latar Belakang

Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui kebenaran dan arti “adanya” sesuatu. Sehingga filsafat dipahami sebagai proses memperoleh pengetahuan melalui adaptasi aktif terhadap lingkungan oleh individu [1]. Selain itu, filsafat merupakan bagian dari proses hasil sosial interaksi sebagai konstruksi pengetahuan [2]. Dengan demikian, berfilsafat, dalam pandangan Von Glasersfeld, diasumsikan bahwa ilmu filsafat dapat memandu proses belajar manusia [3]. Lebih lanjut, [4] menjelaskan bahwa ilmu filsafat memiliki karakteristik memperoleh pengetahuan sebagai produk dari aktivitas organisasi di lingkungan. Berdasarkan penjelasan tersebut, filsafat dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas hakikat segala sesuatu yang ada baik itu manusia, alam semesta dan tuhan.

Dalam kehidupan modern ini, filsafat diartikan sebagai ilmu yang mencari hakikat sesuatu, berupaya melakukan penafsiran-penafsiran atas pengalaman-pengalaman manusia dan merupakan suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai bidang kehidupan manusia [5]. Jawaban tersebut merupakan suatu hasil pemikiran yang mendasar dan digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan aspek kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan [6]. Pada prinsipnya, konsep filsafat menempatkan sesuatu kebenaran berdasarkan kemampuan nalar manusia, yang merupakan tolak ukur suatu peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudahnya.

Filsafat sangat berperan penting dalam dunia pendidikan yaitu memberikan sebuah kerangka acuan bidang filsafat pendidikan guna mewujudkan cita-cita pendidikan yang diharapkan oleh suatu masyarakat atau bangsa [7]. Oleh karena itu, filsafat pendidikan yang lahir menjadi tumpuan konsep ilmu pendidikan, sebagai ilmu pengetahuan yang normatif, merupakan disiplin ilmu yang merumuskan kaidah-kaidah nilai yang akan menjadi ukuran tingkah laku manusia yang hidup di tengah masyarakat serta tugas dari pendidikan sebagai aspek kebudayaan yaitu menyalurkan nilai-nilai hidup, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai norma tingkah laku kepada subjek didik yang bersumber dari filsafat, kebudayaan, dan agama yang berlaku dalam suatu masyarakat atau negara [8]. Sedangkan ideologi merupakan arah perjalanan seluruh kehidupan bangsa  [9]. Ideologi juga digambarkan sebagai ilmu yang mempelajari tentang cita-cita [10] [11]. Tanpa adanya filsafat ideologi tidak akan ada, dan setiap ideologi bersumber dari filsafat [12].

Bagi bangsa Indonesia, Pancasila telah diterima sebagai dasar negara. Pancasila berisikan lima asas, prinsip, atau nilai yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Ketentuan mengenai lima nilai ini dimuat dalam konstitusi negara Indonesia yakni pada bagian Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Pancasila, dengan mengacu pada teori kewarganegaraan komunitarian [13] dan fungsionalisme struktural [14], dapat dikatakan berisi gagasan tentang kehidupan yang baik, merupakan hasil kesepakatan komunitas, nilai sosial bersama yang turut menentukan kehidupan, dan dapat menjadi sumber bagi terjadinya integrasi sosial. Sebagai nilai kebajikan dan nilai sosial bersama, maka Pancasila perlu diaktualisasikan, diimplementasikan dan disosialisasikan kepada warganya demi eksistensi dan kelangsungan kehidupan berbangsa di Indonesia. Menurut [15], aktualisasi itu dapat dilakukan antara lain dengan; revitalisasi epistemologis, menjadikannya sebagai landasan etik pengetahuan, sosialisasi lewat pendidikan, dan menjadikannya sebagai sumber material hukum Indonesia. [15] juga menyatakan bahwa “mediasi” untuk kontekstualisasi dan implementasi Pancasila adalah melalui interpretasi, internalisasi atau sosialisasi, misalnya melalui pendidikan. Berdasar dua pendapat di atas, implementasi Pancasila dapat dilakukan melalui jalur pendidikan.

Pengalaman menunjukkan bahwa implementasi Pancasila melalui jalur pendidikan dilakukan dengan memusatkannya sebagai bagian dari materi pembelajaran (instructional material) Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) di Indonesia. Upaya menjadikan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai sarana bagi sosialisasi Pancasila ini pernah dilakukan pada masa Orde Lama yakni dengan pelajaran Civics (1960), Orde Baru, dengan menerapkan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) kurikulum 1975, 1984 dan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berdasar kurikulum 1994. Orde reformasi dengan pelajaran Kewarganegaraan (2004), Pendidikan Kewarganegaraan (2006) dan PPKn (2013).

Meta-analisis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analisis statistik, sehingga informasi penelitian diperoleh berdasarkan data proses penelitian sebelumnya [16]. Sebuah studi meta-analisis dilakukan untuk meninjau penelitian yang dilakukan oleh orang lain peneliti untuk mendapatkan informasi yang akurat. Dengan demikian, penelitian yang dikumpulkan dari jurnal yang diterbitkan, dan yang bukan publikasi dengan fokus pada studi model pembelajaran didasarkan pada penerapan filsafat dan ideologi dalam pembelajaran PKn.

 

B.  Metode

Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah proses mengumpulkan dan menganalisis informasi numerik yang membedakan metode penelitian kuantitatif dari jenis lain [17]. Penelitian ini menggunakan pendekatan meta-analisis untuk menggabungkan dan mengevaluasi secara statistik berdasarkan temuan penelitian independen, yaitu hubungan penerapan filsafat dan ideologi dengan pembelajaran PKn. Meta-analisis memberikan evaluasi yang komprehensif dengan analisis statistik data kuantitatif yang diperoleh melalui studi independen pada mata pelajaran tertentu [18] [19].

Nilai effect size digunakan untuk mencapai nilai standar dalam mengevaluasi hasil studi independen dengan meta-analisis [20] [21]. Nilai ukuran efek memberikan hasil studi independen dengan distandarisasi dan dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama [20]. Penelitian yang diperoleh diberi kode berdasarkan kriteria tertentu. Coding adalah proses penggalian data dari studi individu untuk mendapatkan data yang sesuai dianalisis [22] [23]. Selanjutnya dalam penelitian meta-analisis menggunakan analisis statistik dalam penelitian yang dilakukan dan menginterpretasikan temuan [24] [25].

 

Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk proses analisis berdasarkan hasil penelitian disebut data sekunder, dan data sekunder diperoleh melalui proses observasi artikel yang berrhubungan dengan penerapan filsafat dan ideologi dengan hasil belajar PKn. Beberapa penelitian penelitian telah mengambil nilai r sebagai ukuran pengaruh, sedangkan penelitian yang tidak menghitung nilai r diubah menjadi nilai F dan t yang terdapat pada hasil penelitian penelitian.

 

Pengkodean

Hasil penelusuran diperoleh 21 artikel terpilih sehingga kriteria pengkodean penelitian terdiri dari komponen-komponen berikut, yaitu: Informasi sampel (tahun studi, subjek, variabel bebas dan terikat), kemudian citra kuantitatif (ukuran sampel, rata-rata pencapaian, nilai F, t, dan r). Tahap ini dilakukan sebelum proses analisis statistik.

 

Analisis Data

Ukuran efek adalah ukuran standar yang digunakan oleh meta-analisis, yang menentukan kekuatan dan arah hubungan [26]. Standardized Average Effect Size digunakan untuk membandingkan rata-rata kelompok independen, yang dianggap sebanding untuk setiap studi masing-masing dari dua variabel [23] [27]. Sehingga teknik analisis data dalam penelitian dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menghitung pengaruhnya ukuran (besarnya pengaruh) dan efek ringkasan (jumlah efek) dengan model efek tetap. Selanjutnya, analisis publikasi bias dilakukan, dengan menggunakan program JASP 0.8.4.0.

 

C.  Pembahasan Hasil

Proses pengumpulan data sekunder adalah artikel yang diterrbitkan di jurnal nasional terakteditasi. Subyek dari setiap artikel sangat beragam dengan beberapa variabel independen yang berbeda. Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang memiliki ciri-ciri yang ditentukan oleh peneliti sebagai sampel sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini:

 

Tabel 1. Hasil Pencarian Artikel Penelitian

Peneliti

Tahun

N

R

Variabel Independen

Variabel Dependen

Hasnidar & Elihami

2014

80

0.206

Contextual Teaching Learning

Prestasi Belajar PKn

Kurniawan, M.I.

2013

80

0.376

Model Sientifik

Prestasi Belajar PKn

Ardiawan, IKN., dkk.

2020

91

0.509

Lembar Kerja Siswa

Hasil Belajar PKn

Yanti, C.

2014

70

0.333

Portofolio Pembelajaran

Hasil Belajar PKn

Syaparuddin & Elihami

2018

30

0.671

Media Internet

Hasil Belajar PKn

Yesya, DP., dkk.

2018

91

0.454

Student Teams Achievement Divisions

Hasil Belajar PKn

Azis, A

2015

70

0.558

Metode Brainstorming

Prestasi Belajar PKn

Nirmayani, LH

2018

30

0.641

Active Learning

Prestasi Belajar PKn

Abdul, A.

2021

27

0.382

Value Clarification Technique

Berpikir Kritis dalam Pembelajaran PKn

Dewantara, JA., & Nurgiansah, Th.

2020

29

0.692

Kooperatif Learning

Prestasi Belajar PKn

Khairunnisa & jiwandono IS.

2020

45

0.326

Aptitude Treatment Interaction Learning

Prestasi Belajar PKn

Hidayat, H., dkk.

2015

68

0.325

Learning Generative

Prestasi Belajar PKn

Indrawati, T.

2021

34

0.343

Discovery Learning

Prestasi Belajar PKn

Suhandi, AM., dkk.

2021

32

0.230

Penggunaan Majalah sebagai Media

Prestasi Belajar PKn

Dewi, DA., dkk.

2018

36

0.475

Learning The Learning Cell

Prestasi Belajar PKn

Setiyawan, H., 7 Yunianta, TNH.

2015

35

0.484

Learning of Auditory

Prestasi Belajar PKn

Parhanatul, P.

2017

64

0.397

Two Stay Learning Two Tray

Prestasi Belajar PKn

Firda, N.

2016

25

0.446

Take and Give Learning

Prestasi Belajar PKn

Pujian, SN.

2015

36

0.311

Conflict Resolution Model

Hasil Belajar PKn

Faradiba, DG.

2021

34

0.519

Problem Based Instruction

Hasil Belajar PKn

Aji, SS.

2020

32

0.446

Learning Contestant

Prestasi Belajar PKn

 

Berdasarkan tabel di atas, diidentifikasi dua artikel yang menghitung nilai r dari dua puluhsatu artikel yang dianalisa, beberapa di antaranya dikonversi ke F dan t untuk mendapatkan nilai r. Kemudian kita hitung ukuran efek dan efek ringkasan berdasarkan data pada tabel Dua di bawah ini:

Tabel 2. Tabulasi data Model Efek Tetap

Peneliti

Tahun

N

R

Y(z)

Vy

W

WY

WY2

W2

Hasnidar & Elihami

2014

80

0.206

0.209

0.013

77

16.093

3.363

5929

Kurniawan, M.I.

2013

80

0.376

0.396

0.013

77

30.492

12.075

5929

Ardiawan, IKN., dkk.

2020

91

0.509

0.562

0.011

88

49.456

27.794

7744

Yanti, C.

2014

70

0.333

0.346

0.015

67

23.182

8.021

4489

Syaparuddin & Elihami

2018

30

0.671

0.813

0.037

27

21.951

17.846

729

Yesya, DP., dkk.

2018

91

0.454

0.489

0.042

24

11.736

5.738

576

Azis, A

2015

70

0.558

0.630

0.015

26

16.380

10.391

676

Nirmayani, LH

2018

30

0.641

0.760

0.032

42

31.920

24.259

1764

Abdul, A.

2021

27

0.382

0.402

0.034

65

26.130

10.504

4225

Dewantara, JA., & Nurgiansah, Th.

2020

29

0.692

0.852

0.017

31

26.421

22.503

961

Khairunnisa & jiwandono IS.

2020

45

0.326

0.338

0.032

29

9.820

3.313

841

Hidayat, H., dkk.

2015

68

0.325

0.337

0.034

33

11.121

3.747

1089

Indrawati, T.

2021

34

0.343

0.357

0.030

32

11.424

4.078

1024

Suhandi, AM., dkk.

2021

32

0.230

0.234

0.032

61

14.274

3.341

3721

Dewi, DA., dkk.

2018

36

0.475

0.517

0.034

22

22.044

5.588

484

Setiyawan, H., 7 Yunianta, TNH.

2015

35

0.484

0.668

0.034

33

24.418

14.724

1089

Parhanatul, P.

2017

64

0.397

0.421

0.034

58

15.840

10.280

3364

Firda, N.

2016

25

0.446

0.48

0.016

33

9.980

7.067

1089

Pujian, SN.

2015

36

0.311

0.322

0.034

31

16.704

3.214

961

Faradiba, DG.

2021

34

0.519

0.576

0.037

29

13.920

9.621

841

Aji, SS.

2020

32

0.446

0.480

0.016

29

10.730

6.681

841

 

 

 

 

 

 

1060

461.42

230.607

54498

 

Berdasarkan hasil perhitungan effect size diperoleh rata-rata weighted effect sebesar 0,44 dengan varians sebesar 0,000943 sedangkan standard error sebesar 0,031. Untuk selang kepercayaan rata-rata (M), pengaruh pembobotan memiliki tingkat signifikan 95% yang terletak pada kisaran 0,37 hingga 0,50.

Selanjutnya dilakukan perhitungan p-value dan z-value untuk menentukan diterima dan ditolaknya hipotesis nol. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai z sebesar 14,172 sedangkan p-value menggunakan Microsoft Excel dengan rumus = 1-NORMSDIST (14,17) diperoleh nilai p menurun dari (p<0,05), artinya hipotesis diterima pada taraf signifikan 95%, baik uji satu sisi maupun uji dua sisi. Dengan demikian, pembelajaran filsafat dan ideologi dapat berkorelasi secara signifikan dengan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan.

Berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran pembelajaran filsafat dan ideologi memiliki korelasi yang kuat dengan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan, hubungan tersebut dapat dilihat dari summary effect dengan model fixed-effect sebesar 0,44 lebih besar dari pada effect magnitude sebesar 0,20 dan nilai z sebesar 12,678 sedangkan nilai r sebesar 0,43. Dengan demikian, hubungan tersebut terjadi karena karakteristik pembelajaran pembelajaran filsafat dan ideologi yang berpusat pada siswa, [25] menyatakan bahwa pembelajaran filsafat dan ideologi mengutamakan peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan yang bermakna, menghubungkan gagasan dengan mengkonstruksi secara bermakna, dan mengaitkan gagasan dengan yang baru. informasi diterima. Pernyataan [24]  bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif melalui struktur kognitif siswa dan fungsi kognitif bersifat adaptif dan membantu mengorganisir melalui pengalaman nyata siswa. Jadi, [30] menjelaskan bahwa pembelajaran filsafat dan ideologi dengan berpikir kritis, memotivasi, kemandirian belajar, umpan balik, dialog, bahasa, penjelasan, menanya, belajar melalui pengajaran, kontekstualisasi, eksperimen, atau pemecahan masalah di dunia nyata.

 

D.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, bahwa pembelajaran filsafat dan ideologi memiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan, dimana p-value < 0,05 pada tingkat kepercayaan 95% sehingga hubungan kedua variabel dapat disimpulkan sangat kuat dengan selang kepercayaan 0,3584-0,4586 dan r sebesar 0,4097. Untuk memperoleh informasi dari dua puluh satu artikel yang diteliti, diperoleh hasil bahwa pembelajaran filsafat, ideologi dan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan terbukti dan dapat dipercaya.

Proses penyampaian dan penanaman pengetahuan membutuhkan pendekatan dalam mengajar, menciptakan pembelajaran yang efektif; secara umum, pendekatan tersebut dapat berpusat pada guru dan berpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa cenderung membuat siswa tidak pasif dalam mengembangkan pengetahuannya sehingga pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang mengutamakan masalah sosial budaya dalam membentuk pemahaman individu sangat efektif untuk dipertimbangkan.

E.  Daftar Pustaka

[1]        Piaget, J. (1936). The origins of intelligence in children. New York: W.W Norton and Company.

[2]        Vygotsky, L.S. (1978). Mind in society. Cambridge: Harvard University Press.

[3]        Bettencourt, A. (1989). What is constructivism, and why are they call talking about it? Michigan State University.

[4]        Bidell, T. R., & Kurt, W. F. (2005). Cognitive development in educational contexts implications of skill theory. in neo-Piagetian theories of cognitive development. New York: Routledge.

[5]        Tasker, R. (1992). Effective teaching: What can a constructivist view of learning offer. The Australian Science Teacher Journal, 38, 25-34.

[6]        Wheatley, G.H. (1991). Constructivist perspectives on science mathematics learning. Science Education Journal, 75, 9–12.

[7]        Joyce, B., & Weil, M. (1992). Models of teaching. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

[8]        Arends. (1997). Innovative-oriented innovative learning models. Jakarta: Publisher Library Achievements.

[9]        Jones, M. G. (2002). The impact of constructivism on education: Language, discourse, and meaning. American Communication Journal, 5(3).

[10]        Parhanatul, P. (2015). Differences in student learning outcomes between classes taught with the learning cell method and discussion methods in learning PPKn class 8 medium secondary school 4 Yogyakarta. Civics Journal, 4(7).

[11]        Firda, N., & Murdiono, M. (2015). Differences in PPKn learning activities and achievements using the student teams-achievement divisions (Stad) method and class 7 lectures at the middle secondary school 1 Prambanan, Sleman, Yogyakarta. ePrints @ UNY.

[12]        Brubacher, S., John. 1978. Modern Philosophies of Education. New York: Printed in India by Arrangement with McGraw-Hill, Inc

[13]        Fey, J.T. 1985. “System of Education of Federal Republic of Germany”. In Husen, F, and Postlethwaite, N.T. (Eds.), International Encyclopedia of Education, New York: Pergamon Press.

[14]        Çoğaltay, N. & Karadağ, E. (2015). Introduction to meta-analysis. In E. Karadağ (Ed.) Leadership and organizational outcomes (pp. 19-28). Springer, Cham.

[15]        D. Moher et al. (2015). “Preferred reporting items for systematic review and meta-analysis protocols (prisma-p) 2015 statement, “Syst. Rev., Vol.4, No.1, p. 1-9.

[16]        D. Moher, A. Liberati, J. Tetzlaf, D. G. Altman, and P. Grp. (2015).“Preferred Reporting items for Systematic Reviews and Meta-Analyses: the PRISMA Statement (Reprinted from Annals of Internal medicine), Phys, Ther., Vol.89, No.9, p.873-880.

[17]        Dila, K. A. S. (2012). Telaah Kritis Artikel Review Sistematik Dan Meta Analisis.

[18]        Glass, G. V. (1976). Primary, secondary, and analysis of research. Education Researcher, 5, 3-8.

[19]        Lipsey, M. W., & Wilson, D. B. (2001). Practical meta-analysis. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

[20]        Sedat, T., & Ilknur, G. T. (2018). The effects of cooperative learning on mathematics achievement in Turkey: A meta-analysis study. International Journal of Instruction. 11, 663-680.

[21]        Mertens, D. M. (2010). Research and evaluation in education and psychology: Integrating diversity with quantitative, qualitative, and mixed methods. USA: Sage publications.

[22]        Çiftçi, Ş. K., & Pinar, Y. (2019). The effect of self-confidence in mathematics achievement: The meta-analysis of trends in the international mathematics and science study (TIMSS). International Journal of Instruction, 12, 683-694.

[23]        Çoğaltay, N. & Karadağ, E. (2015). Introduction to meta-analysis. In E. Karadağ (Ed.) Leadership and organizational outcomes (pp. 19-28). Springer, Cham.

[24]        Pigott, T. (2012). Advances in meta-analysis. New York: Springer Science & Business Media.

[25]        Sanchez-Meca, J., & Marin-Martinez, F. (2010). Meta-analysis. In P. Peterson, E. Baker, & B. Mcgaw (Eds), International encyclopedia of education (pp.274-282). Oxford: Elsevier.

[26]        Borenstein, M., Hedges, L. V., Higgins, J. P., & Rothstein, H. R. (2009). Introduction to meta-analysis. London: John Wiley & Sons.

[27]        Hedges, L., & Olkin, I. (1985). Statistical models for meta-analysis. London: John Wiley & Sons.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biodata Diri

 DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI  Nama Lengkap : Bherrio Dwi Saputra S.Pd, M.Pd  Tempat, Tanggal, Lahir : Sragen, 18 September 1994  Jenis...