Rabu, 15 November 2017

Pembelajaran di luar kelas dengan OUTBOND







Outbond merupakan  media pembelajaran yang bisa mengaktifkan kemampuan psikomotorik siswa melalui permainan-permainan di dalamnya. outbond merupakan media pembelajaran yang sangat menantang dan menyenangkan. Karena bersifat menantang, tentu saja akan fokus pada pembelajaran yang sedang diikuti. Sehingga dengan fokus perhatian tersebut, peserta didik akan berusaha sekuat tenaga mengeluarkan segala potensi dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam permainan outbond juga terkandung nilai-nilai budi pekerti yang bisa menjadi pengetahuan bagi peserta didik. Harapannya kedepan, nilai budi pekerti ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. 
Hal ini telah dilakukan oleh siswa siswi SD Negeri Karangsari, Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta  yang telah menyelenggarakan outbond edukatif di Desa Wisata Grogol Seyegan Sleman sebagai kegiatan pembelajaran di luar kelas. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 15 November 2017  dan dilakukan kegiatan pendampingan yang berkelanjutan sampai saat ini. . Harapannya outbond ini digunakan sebagai sarana edukatif bagi siswa serta membantu menumbuhkan rasa kebersamaan dan cinta akan sumber daya alam yang dimilikinya.

Kamis, 09 November 2017

Upacara Bendera Memperingati Hari Pahlawan



Setiap Tanggal 10 November, bangsa Indonesia selalu memperingati-hari Pahlawan, baik dengan Upacara bendera, maupun memperingati dengan berbagai acara yang lain. Namun, apa yang telah direfleksikan oleh bangsa ini terkait peringatan hari Pahlawan itu? Peringatan hari Pahalawan, di sekolah-sekolah, intansi pemerintahan, menjadi momen untuk mengingatkan kita akan jasa-jasa para pahlawan yang telah mengukir keberhasilannya merebut tanah air dari segala bentuk intervensi asing dan penjajahan.Hari ini pula kita memperingati Hari Pahlawan sebagaimana peringatan-peringatan sebelumnya yaitu dengan kegiatan Upacara Bendera di Pendopo Agung Tamansiswa
Upacara Bendera yang dilaksanakan pukul 07.30 WIB di Pendopo Agung Tamansiswa diikuti oleh beberapa perwakilan dari Keluarga Besar Yayasan Tamansiswa yakni dari mulai SD Taman Muda hingga mahasiswa Universitas Sarjanawiata Tamansiswa yang ikut andil dalam upacara bendera tersebut. Upacara berjalan secara khidmat dan membawa pesan bagi anak-anak muda agar untuk menghargai jasa para Pahlawan yang dulu berjuang memperebutkan Kemerdekaan NKRI

Di Pedalaman Kalimantan, Siswa SD Tak Bisa Rutin Sekolah


Siswa SD Negeri 16 Nanga Hovat sangat tak beruntung. Sekitar 30 anak yang bersekolah di sana tak bisa merasakan sekolah dasar seperti pada umumnya, yang setiap hari padat aktivitas.

Siswa di sekolah yang berlokasi di pedalaman Kapuas Hulu itu harus menerima nasib tak enak, karena kurangnya kebutuhan guru di wilayah mereka. SD Negeri 16 Nanga Hovat berlokasi di Dusun Nanga Hovat, Desa Datah Diaan, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.



sumber: Viva.co.id/Endah Lismartini

Senin, 06 November 2017

Metode Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT)

Teams Games Tournaments (TGT)


A.          TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku kata atau ras yang berbeda.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a)      Siswa Bekerja Dalam Kelompok- Kelompok Kecil
Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.
b)      Games Tournament
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini dimulai dengan memberitahuakan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain. (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama,setiap pemain dalam tiap meja menentukan dahulu pembaca soal dan pemain pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapai oleh penantang searah jarum jam.setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.
c)      Penghargaan kelompok
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh,
B.           KOMPONEN UTAMA DALAM TGT
Terdapat  5 komponen utama dalam TGT, yaitu :
1.      Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena  akan membentu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2.      Kelompok (team)
Kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan rasa tau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan lebih baik dan optimal pada saat game
3.      Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang di dapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4.      Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan dalam satu meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5.      Team Recognize (penghargaan kekompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi criteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
C.    KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TGT
Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain :
1)      Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2)      Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3)      Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4)      Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5)      Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6)      Motivasi belajar lebih tinggi
7)      Hasil belajar lebih baik
8)      Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1)      Bagi guru
Ø  Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok
Ø  Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh
2)       Bagi siswa
Ø  Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.


Diposting oleh 

Pendidikan di Pelosok Negeri

Gambar terkait
Pendidikan Di Pelosok Negeri? Ada Banyak Cerita Inspiratif Yang Bisa Kita Gali Di Sini – Pendidikan. Apa yang terbesit di pikiran anda saat mendengar kata yang satu ini? Mungkin tumpukan buku-buku di lemari, papan tulis, ruang kelas yang nyaman, guru, murid, kampus, atau universitas terkenal yang turut menjadi penyokong eksistensi sebuah pendidikan di negeri ini. Memang, pendidikan adalah tolok ukur kemajuan sebuah negara.
Ya, melalui pendidikan, generasi mudanya akan dididik untuk menggapai masa depan. Memakmurkan tanah kelahirannya dengan kemampuan yang ia bisa. Melindungi, menjaga, dan setia dengan tumpah darahnya meskipun harus bertaruh nyawa. Segamblang itukah definisi pendidikan yang ada di indonesia? Nyatanya tidak.
Definisi pendidikan yang ada di atas mungkin adalah pemikiran yang muncul dari antusiasme anak-anak di kota. Yang bisa sekolah dan kuliah dengan fasilitas mumpuni serta akses yang mudah tanpa halangan. Guru yang memadai juga leluasa untuk berkomunikasi dengan guru-gurunya tentang segala keluhan rusaknya fasilitas atau kurangnya buku-buku ilmu pengetahuan.
Namun pernahkah anda berpikir tentang nasib pendidikan anak-anak indonesia yang tinggal di pelosok negeri? Kita patut bersyukur karena mendapat pelayanan pendidikan yang mudah dan mumpuni dari pemerintah. Tapi lain ceritanya dengan masa depan bangsa indonesia yang tinggal di pelosok sana. Berbatasan dengan negara tetangga yang kaya seperti malaysia dan singapura, nyatanya semakin membuat mata dunia tahu bahwa kesenjangan pendidikan yang ada di indonesia masih jadi problema yang minim solusi.
Bicara soal pendidikan yang minim fasilitas di pelosok negeri, sudah sepantasnya kita sadar bahwa pendidikan adalah jalan mengubah tatanan sebuah negara. Pendidikan mengajarkan pola pikir yang logis dan etis pada generasi bangsa. Jadi, siapapun anda. Yang tengah membaca artikel ini. Entah anda pelajar, mahasiswa, ataupun orang tua yang sedang menyekolahkan anaknya. Mari buka mata kita sekali lagi. Pendidikan adalah syarat mutlak untuk menjaga eksistensi manusia dan kemakmurannya.

Rabu, 01 November 2017

Ekstrakurikuler Tari Daerah



Negara indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dari mulai tarian , musik, adat, bahasa, dan lain sebagainya. Kita seharusnya bangga, dengan ini kita bisa menarik peminat turis asing yang pergi ke indonesiaIndonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan yang tidak bisa diragukan lagi dari mulai dari bahasa ,adat,tarian musik dan lain sebagainya. Bangsa kita juga memiliki kurang lebih 742 bahasa daerah, 33 pakaian adat dan ratusan tarian adat,. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang harus kita syukuri dan lestarikan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya, Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.
Namun yang berkembang saat ini banyaknya mayoritas orang yang sudah mulai mengabaikan bahkanmelupakan kebudayaan bangsa seperti halnya tarian tradisional. Tak sedikit anak muda yang malah lebih senang menarikan tarian modern dari pada tarian tradisional.Dari waktu kewaktu, tarian tradisional sudah mulai tertutupi oleh adanya tarian modern mekipun tidak semua, tarian tradisional kini sudah tidak dilirik lagi, bahkan Anak-anak hingga kaum muda kini sudah lebih mengenal tarian modern daripada tarian tradisional.
Padahal jika kita cermati bersama, tari-tarian tradisional ini memiliki daya tarik bagi wisatawan manca negara. Bahkan tak sedikit negara lain yag ingin mengklaim tari-tarian yang lita miliki seperti contoh beberapa waktu lalu tari pendet yang berasal dari bali yang diklaim oleh negara Malaysia, itu semua menunjukan bahwa budaya tari yang kita miliki sangat mempunyai pengaruh besar.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan kecintaan kepada tari-tarian tradisional membuat perlahan demi perlahan eksistensinya berkurang atau bahkan punah tak dapat di nikmati lagi, apalagi yang berkembang akhir-akhir ini negara kita sedang mengalami arus globalisasi yang cukup kuat mempengaruhi seluruh generasi muda kita seperti munculnya tari-tarian modern seperti harlem shake, atau tarian K-Pop yang membuat mereka lebih tertarik untuk mempelajarinya. Bahkan tak sedikit orang yang beramai-ramai membuat video tentang tarian tersebut dan di unggah di yuotube atau jejaring sosial lainnya. Miris,memang ketika melihat pelajar atau bahkan mahasiswa yang melakukan tarian ini. Mereka adalah generasi penerus yang seharusnya bisa memfilter budaya yang masuk ke dalam budaya kita, bukan malah menikmati tarian tersebut bahkan hingga membuat video dan menguggahnya ke jejaring sosial dan mungkin mereka tidak tahu asal usul adanya tarian tersebut.
Jika kita telaah dari segi sejarah, tentu tarian tersebut sangat tidak sesuai dengan falsafah negara kita yaitu pancasila dan moralitas bangsa kita. Jika dilihatdari segi agama pun tarian fenomenal ini tidak memiliki esensi apapun, bahkan hanya bersifat hura-hura dan parahnya lagi mengandung gerakan-gerakan yang mengandung unsur pornoaksi yang bisa menimbulkan syahwat yang seharusnya bisa lebih dicermati oleh seluruh lapisan generasi bangsa ini khususnya kaum muslim. Dengan adanya tarian modern sekarang ini, jika kita tidak bisa memfilternya terlebih dahulu, lama-lama tarian tradisional dan budaya bangsa kita akan semakin tertutupi bahkan bisa saja punah.
Melihat fenomena ini kita memang tak lantas dapat menyalahkan masyarakat yang lebih memilih menarikan tarian modern itu dibanding tari tradisional yang kita miliki. Perlunya ada penanaman dini tentang kecintaan terhadap budaya Indonesia khususnya seni bertari seperti mengenalkan seluruh tari-tarian tradisional agar setelah mereka mengenal lalu mereka tertarik untuk mempelajari selanjutnya. Atau kalau perlu diadakan ekstrakulikuler disetiap sekolah tentang tarian tradisioanal. Karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan kebudayaan kita yang melimpah ruah ini.
Sudah saatnya kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya pelajar dan mahasiswa, harus bisa memilah apa yang masuk dari luar artinya kita harus bisa memilih dan menyaring mana yang lebih baik dan positif untuk kita ikuti. Bukan sekedar ingin mengikuti tren yang sudah ada tanpa memfilter terlebih dahulu. Sudah saatnya kita kembangkan dan lestarikan kembali tarian tradisional yang sudah mulai tertutupi oleh tarian modern, karena bagaimanapun itu adalah hasil cipta karya bangsa kita.

Ekstrakurikuler Pramuka


Pendidikan  kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di sekolah . kegiatan dilaksanakan melalui gugus depan gerakan pramuka yang berpangkalan di sekolah dasar Semenpinggir. Melaui pendidikan kepramukaan ini dapat dilakukan pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kehidupan berbangsa dan bernegara berlandaskan Pancasila, pendidikan pendahuluan bela Negara, kepribadian dan budi pekerti luhur, berorientasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegarsn jasmani dan daya kreasi , persepsi, apresiasi dan karya seni 

Tujuan yang hendak dicapai pada ekstrakurikuler pramuka adalah :
  • Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, khususya di bidang pembinaan kesiswaan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa melalui kegiatan kepramukaan 
  • Untuk memberikan arahan kepada pelaksana gugus depan agar pelaksanaan kinerja gugus depan dapat berjalan dengan baik.
  • Sebagai sarana untuk peningkatan mutu kepramukaan di sekolah

Biodata Diri

 DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI  Nama Lengkap : Bherrio Dwi Saputra S.Pd, M.Pd  Tempat, Tanggal, Lahir : Sragen, 18 September 1994  Jenis...