FILSAFAT PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
RABU, 1 SEPTEMBER 2021
KELAS A DIKDAS UNY
Nama : Bherrio Dwi Saputra
NIM : 21706261009
Ada
dua cara seorang manusia dalam mencapai tujuan hidupnya; (1) istiqomah; Maksud
istiqomah disini adalah sesuatu yang dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan, di dalam bahasa jawa disebut lestari. dan (2) amanah. Sedangkan
amanah adalah sifat yang dapat dipercaya. Jika kita dapat menjalankan dua cara
tersbut kita dapat meraih tujuan hidup sebagai seorang manusia. Atau dengan
kata lain hidup adalah tentang akuntabilitas dan suistanbilitas.
Seseorang
dapat dikatakan belajar filsafat jika ia mulai mampu mengerti dan memikirkan
suatu hal. Manusia tidak dapat dikatakan memahami filsafat jika ia belum
memahami realitas, misalnya bahwa kecil adalah besar, dan besar adalah kecil.
Maksud kandungan kalimat tersebut adalah bahwa kebenaran bersifat relatif,
bukan mutlak. Karena kebenaran pada diri manusia akan selalu bersifat relatif
(setiap orang memiliki pandangan yang berbeda dalam menafsirkan suatu hal).
Kebenaran yang absolut dan mutlak hanya dimiliki oleh Tuhan.
Dalam
dunia filsafat ada Adab nya yaitu dibatasi dengan hati. Filsafat juga dibatasi
oleh agama dan norma. Obyek dalam filsafat itu ada yang di ungkap dan ada pula
yang dipikirkan, yang ada dan mungkin ada. Filsafat adalah “olah pikir” yang dimana dalam olah pikir
tersebut dapat dilakukan dengan “logos atau memikirkan” dan “mitos atau tidak
memikirkan”.
Apa yang kita
pikirkan tidak lain tidak bukan adalah sifat-sifatnya dan hubungan antara
sifat-sifatnya dengan strukturnya.
Dalam obyek ini terbagi menjadi dua yaitu “isi” sebagai
wadah dan material. Semua yang engkau pikirkan apapun itu adalah sebuah wadah, wadah apapun
yang ada dan meliputi yang mungkin ada, ternyata dia juga merupakan isi
dan Isi itu itu juga wadah.
Alat dalam
filsafat itu menggunakan bahasa analog yang dimana saling bersangkut paut atau
memiliki keterhubungan. Pada pertemuan hari ini Prof. Marsigit juga
menyampaikan bahwa Pintu dari berfikir adalah bertanya, san Ketika sudah merasa
berfikir berujung membingungkan itu tandanya sudah berfilsafat. Dalam olah
fikir filsafat ada “mitos” namun jangan sekali-kali menggunakan “mitos” untuk
kegiatan spiritual jika hal itu ada maka akan mendapatkan keburukan.
Metode filsafat terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Intensif, yang artinya mendasar
2.
Ekstensif, ciri ektensif filsafat manusia yaitu luasnya jangkauan atau
menyeluruhnya objek kajian yang digeluti
3. Kritis.
Kita tidak
akan dapat mengakses ilmu jika di dalam diri kita masih terdapat ego atau untuk
menang sendiri. Untuk itu, peran guru sangat dibutuhkan dalam hal ini sebagai
pelebur ego tersebut, agar anak didiknya dapat menerima dan menyerap ilmu.
Berlawanan dengan filsafat, kita memahami ilmu yang disebut
antifilsafat, atau disebut mitos. Yaitu ilmu yang tidak memerlukan pemikiran
dan pengetahuan dalam menafsirkannya. Namun kita sebagai makhluk Tuhan tidak
diperbolehkan mempelajari agama secara mitos. Karena manusia dibekali aqli atau
akal oleh Tuhan.
Sehingga
secara umum, filsafat digunakan untuk menyebut berbagai pertanyaan yang muncul
dalam pikiran manusia tentang berbagai kesulitan yang dihadapinya serta
berusaha untuk menemukan solusi yang tepat. Dalam memelajari filsafat kita
harus mengedepankan hati, agama, dan norma. Saat ini pembelajaran berkembang
sangat pesat. pembelajaran dilaksanakan secara online. Orang tua, anak,
suami, bisa ikut belajar. Pembelajaran
yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar