Dalam
bukunya Paul Ernest yang berjudul The Philosophy of Mathematics Education
menjelaskan bahwa dalam peta pendidikan yang dibuatnya ada lima ideologi yang menjadi karakter
suatu bangsa. Lima ideologi pengajaran matematika adalah industrial
trainer, technological pragmatism, old humanist, progressive educator, dan
public educator
industrial trainer
Orang-orang ini berpendapat
bahwa hal-hal yang dilakukan untuk kepentingan industri termasuk
pendidikan, ditujukan untuk hal-hal yang dapat diubah oleh siswa menjadi pekerja. Sisi kemanusiaan
orang-orang ini mengurangi kebutuhan siswa dengan memberdayakan siswa melalui
pembelajaran matematika yang menjadi dasar persiapan untuk dunia kerja.
Matematika merupakan landasan ilmu bagi sumber pengetahuan lainnya. Saat
ini Kurikulum
2013 hadir untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya kepribadian dan kewirausahaan pada peserta didik
agar kelak memiliki kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan globalisasi. Bagi
pembangun industrial trainer teori sosial yang menginginkan siswa menjadi pemimpin
yang kuat
relevan dengan prinsip-prinsip kurikulum 2013. Siswa, menurut sifat teori
ini adalah
bejana kosong.
Tujuan pengajaran matematika dalam
kelompok ini
adalah untuk kembali ke dasar, dengan siswa diharuskan memiliki keterampilan
pedagogis dasar. Teori belajar yang digunakan adalah kerja keras, tugas, praktek,
hafalan
sedangkan teori pengajaran yang digunakan adalah transfer pengetahuan. Dalam hal ini guru memberikan pengetahuan kepada
siswa
sehingga guru dan siswa memiliki pemahaman yang sama. Guru adalah sumber belajar dalam teori ini, evaluasi dalam Industrial
Trainer bersifat otoriter, lapisan masyarakat atas bertugas mengontrol dan mengontrol lapisan
bawah.
Keragaman sosial tidak menjadi masalah dalam matematika kecuali siswa
membutuhkan pengelompokan dalam keterampilan matematika.
technological
pragmatism
Dalam Ideologi ini
merupakan sikap dan perilaku yang tidak menginginkan adanya perubahan mendasar
dalam suatu
sistem.
Sikap kaum konservatif ini cenderung mempertahankan dan mempertahankan sistem yang ada.
Bahkan ketika seseorang melakukan perubahan, biasanya terjadi karena tekanan dari pihak
ketiga atau karena mereka sudah dalam kondisi mendesak atau kritis. Ideologi ini
memandang matematika sebagai ilmu kebenaran dimana kebenaran suatu ilmu dibandingkan
dengan
rasionalisme dan empirisme, sehingga kebenaran ilmu bersifat empiris dan rasional.
Proses pembelajaran matematika pada kurikulum 2013 lebih cenderung mengarahkan
siswa untuk mendemonstrasikan sesuatu berdasarkan pengalaman langsung
atau instruksi langsung.
Teori sosial dalam ideologi ini meyakini bahwa pemenanglah yang pantas menjadi
pemimpin. Jika mengacu pada pembelajaran, maka kurikulum yang berlaku saat ini sangat
tidak tepat karena kurikulum 2013 menitikberatkan pada 4 aspek perkembangan yaitu (1)
Spiritual, (2) Sikap Sosial, (3) Pengetahuan dan (4) Keterampilan, yang artinya
seorang
pemimpin cerdas, baik hati dan terampil. Begitu pula dengan pendidik
industri, sifat peserta didik dalam pragmatis teknologi adalah bejana kosong
dan tidak sesuai dengan prinsip kurikulum 2013. Berpikir dan mengamalkan merupakan teori
belajar dari ideologi ini, sehingga siswa membutuhkan alat peraga dalam
proses belajarnya. Guru dapat menggunakan teknologi sebagai alat bantu,
dalam hal ini menggabungkan manual dengan alat bantu aritmatika seperti
kalkulator. Teori mengajar dilakukan melalui motivasi eksternal, teori
tersebut meyakini bahwa kemampuan mengajar dan memotivasi dapat dibangun melalui
relevansi pekerjaan. Dalam hal keragaman sosial dan pendidikan,
nilai-nilai pragmatis teknologi lebih bermanfaat untuk pekerjaan di masa depan.
old humanist
Ideologi ini melihat manusia sebagai
pusat dan bukan pada Tuhan. Ideologi ini melihat matematika sebagai struktur
kebenaran. Nilai-nilai moral diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Hal
ini menyiratkan bahwa orang tua berperan dalam menentukan moral anak-anaknya.
Teori sosial ideologis ini berpendapat bahwa masyarakat harus melestarikan
budaya sesuai dengan landasan hukum kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa
kualifikasi pengetahuan yang dimiliki peserta didik adalah pengetahuan faktual
dan konseptual ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dalam intuisi
kemanusiaan, kebangsaan, negara dan peradaban. Teori ideologi ini mendukung
esensi kewajiban bagi siswa untuk membiasakan diri dan menanamkan nilai-nilai
karakter. Menurut pandangan ini, bakat dan kejeniusan matematika diwariskan dan
kemampuan matematika dapat diidentifikasi dengan kecerdasan murni.
Pendidikan diberikan agar siswa
mengetahui bakatnya dan mampu mengembangkannya. Tujuan pengajaran
matematika pada kelompok ini adalah transfer
of knowledge. Artinya dalam
pembelajaran matematika guru mentransfer
pengetahuan kepada siswa sehingga siswa
dan guru memiliki pemahaman yang sama. Pemahaman dan penerapan adalah teori belajar yang diyakini dan digunakan oleh orang-orang tersebut dengan teori pengajaran yang masih mengajar. Peran guru dalam perspektif ini
adalah untuk mengkomunikasikan matematika
yang bermakna memotivasi dan memfasilitasi. Tes eksternal yang didasarkan pada susunan mata pelajaran matematika yang terstruktur dan pada jumlah atau tingkat yang sesuai untuk
keterampilan matematika adalah penilaian yang digunakan dalam teori ini. Dalam ideologi ini, guru perlu
lebih inovatif dan kreatif dalam memberikan
bahan ajar agar siswa lebih memahami dalam penerapannya. Keanekaragaman sosial, matematika bertujuan untuk memanusiakan
manusia untuk tujuan pendidikan.
progressive
educator
Ideologi ini memiliki sikap politik yang bebas
dan ingin maju, selalu menginginkan
perubahan yang progresif dan cepat. Matematika
dipandang sebagai proses berpikir yang
menekankan pada aktivitas dan dunia hubungan atau penalaran sebagai hasil pemikiran manusia yang berkaitan dengan ide, proses dan penalaran. Teori ini sebenarnya
merupakan perluasan dari gagasan pragmatisme pendidikan. Teori ini memandang siswa sebagai makhluk sosial yang
aktif. Orang-orang ini menganut paham
liberal bebas tanpa batasan dari pihak
pemerintah. Sifat siswa dalam
pendidik progresif ini adalah berpusat pada siswa. Artinya siswa adalah subjek yang aktif
dalam kegiatan belajar, dalam arti siswa
belajar dan tumbuh melalui pengalaman di dunia fisik dan sosial. Tujuan pengajaran
matematika menuntut kreativitas siswa dan dalam pembelajaran melibatkan aktivitas siswa. Teori belajar bersifat eksploratif Teori pengajarannya bersifat konstruktivis,
artinya ia membangun dan mengembangkan
pengetahuannya sendiri.
Model pendidikan ini menggunakan alat atau struktur yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengeksplorasi diri dan membangun pengetahuannya berdasarkan kebutuhan peserta didik. Evaluasi yang dilakukan oleh kelompok ini adalah Portofolio yang tidak hanya melihat keterampilan praktis siswa tetapi juga mengevaluasi proses untuk
mendapatkannya. Pembelajaran berbasis
penemuan yang diterapkan pada teori ini berdampak bahwa guru banyak
menerima masukan untuk solusi dari
pendapat yang dikemukakan siswa. Sehingga
pembelajaran matematika dapat dikaitkan
dengan budaya lokal atau kehidupan sehari-hari, sehingga matematika lebih mudah dipahami oleh siswa.
public
educator
Ideologi ini berpandangan
bahwa matematika adalah aktivitas sosial, dalam arti semua aktivitas sosial didasarkan pada konsep matematika, sedangkan pada kenyataannya aktivitas
sosial yang dilakukan seseorang tidak selalu dikaitkan dengan konsep matematika, karena terkadang seseorang
tidak menyadari dirinya sendiri. menyadari
bahwa matematika telah mengambil bagian dalam setiap kegiatan
sehari-hari. Dari sudut pandang moral, seseorang bebas melakukan apa yang diinginkannya terlepas dari apakah itu baik atau buruk.
Menurut teori ini, pendidikan harus bertujuan untuk memberikan pengalaman untuk menemukan atau memecahkan hal-hal baru dalam kehidupan pribadi dan sosial, yang pada dasarnya masyarakat adalah yang terbaik, tetapi masyarakat yang demokratis adalah
masyarakat yang terbaik di mana
ada kesempatan untuk setiap pekerjaan dan dalam demokrasi. tidak mengenal stratifikasi sosial. Tujuan pendidikan
matematika teoretis ini adalah untuk mengembangkan keterampilan manusia secara utuh melalui pembelajaran matematika. Orang tua tidak mengucilkan
anaknya di sekolah.
Teori Pembelajaran
merupakan pembahasan agar siswa diberikan kebebasan sesuai dengan kemampuannya. Sumber
matematika dalam ideologi ini bersifat
abstrak dan diajarkan melalui hal-hal
yang konkrit, yang menjadi permasalahan di masyarakat, melalui proses diskusi dan inkuiri, siswa berusaha membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan konteks dunia nyata yang
diberikan. Dengan ini, guru dapat menemukan
kesulitan siswa dalam memecahkan masalah.
Dengan demikian, siswa mengakomodir berbagai variasi tersebut dan mengembangkan
berbagai kemampuan yang ada pada dirinya, atau heterogen. Saat ini di Indonesia
sendiri tujuan pendidikan lebih diarahkan ke industry. Kelembagaan dan praktek
pendidikan Indonesia masih berupa polapola melanjutkan pendidikan penjajahan
dan budaya colonial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar