Rabu, 06 Oktober 2021

Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan

 


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan khususnya dalam pendidikan. Manajemen berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan secara sistemik, yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, yaitu; perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

a.     Fungsi Perencanaan

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.Pada dasarnya merencanakan adalah kegiatan yang hendak dilakukan di masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Ada tiga kegiatan dalam setiap perencanaan, diantaranya:

1)    Perumusan tujuan yang ingin dicapai

2)    Pemilihan pengembangan untuk mencapai tujuan

3)    Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas.

Jenis-jenis perencanaan pendidikan:

1)    Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan tersebut pada tingkat nasional.

2)    Perencanaan Meso

Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke dalam pengembangan-pengembangan yag berskala kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan dengan unit-unit.

3)    Perencanaan Mikro

Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Contoh: kegiatan proses pembelajaran.

Untuk mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu pada masa depan (forecast) atau menentukan pengaruh pengeluaran biaya dan keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir; mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir; menyusun pengembangan yakni menetapkan prioritas dan urutan strategi; anggaran biaya atau lokasi sumber-sumber;menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru; dan mengembangkan kebijakan-kebijakan berupa aturan dan ketentuan.

Dalam kerangka manajemen pendidikan etika berlalu lintas, perencanaan bermakna bahwa kepala sekolah bersama timnya harus berpikir untuk menentukan sasaran-sasaran dikaitkan dengan kegiatan mereka sebelumnya.Untuk menjamin pencapaian hasil akhir dari perencanaan, kepala sekolah harus berpijak pada data yang cermat dan akurat.Rencana memberikan arah sasaran bagi organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Selain itu, rencana memungkinkan:

1)    Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuannya;

2)    Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara konsisten dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih; dan

3)    Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga tindakan perbaikan dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.

b.     Fungsi Pengorganisasian

Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu” (George R. Terry, 1986:34).

Pengorganisasian: “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective” (Lousie E. Boone dan David L. Kurtz, 1984:65).

Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian dalam pendidikan etika berlalu lintas pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.

Tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu: (a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis (Ernest Dale dalam Nanang Fattah, 2010:12).

Pengorganisasian dalam kaitannya dengan manajemen pendidikan etika berlalu lintas merupakan suatu proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Kepala sekolah harus dapat mempunyai kemampuan menentukan jenis pengembangan yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala sekolah harus dapat membimbing, menatur, mempengaruhi, menggerakkkan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas kependidikan di lembaga sekolah agar berjalan teratur, penuh kerjasama.

Meliputi kegiatan-kegiatan membentuk atau mengadakan struktur organisasi baru untuk menghasilkan produk baru; dan menetapkan garis hubungan kerja antara struktur yang ada dengan struktur baru, merumuskan komunikasi dan hubungan-hubungan, menciptakan deskripsi kedudukan dan menyusun kualifikasi tiap kedudukan yang menunjuk apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau diperlukan orang lain yang mempunyai keterampilan khusus.

c.     Fungsi Pelaksanaan

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.

Dalam hal ini, “actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut” (George R. Terry, 1986:56). Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

Pelaksanaan terdiri dari staffing dan motivating. Pada tahap staffing bertujuan untuk menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja. Pada tahap motivating kegiatan ini mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) manajmen pendidikan etika berlalu lintas adalah bahwa seorang guru akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antarteman dalam organisasi tersebut harmonis.

d.     Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemantauan, dan pengendalian. Terkadang fungsi pemantauan dan fungsi evaluasi sulit untuk dipisahkan.Fungsi manajemen puncak misalnya meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai pengendalian.Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya.

Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi dalam pendidikan etika berlalu lintas tidaklah berdiri sendiri.Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.

“Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan”(GAO, 1992:4). “Evaluasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektifitas pelaksanaan kegiatan organisasi. Evaluasi adalah proses untuk mengumpulkan informasi. Sebagaimana dengan proses pada umumnya, evaluasi harus dapat mendefinisikan komponen-komponen fase dan teknik yang akan dilakukan” (Department of Health & Human Service).

“Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing menunjukkan pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan pengembangan” (W. Dunn, 1998:23). Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran, pemberian angka, dan penilaian kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti yang lebih spesifik.Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan.

“Evaluasi merupakan aplikasi penilaian yang sistematis terhadap konsep, desain, implementasi, dan manfaat aktivitas dan pengembangan dari suatu organisasi. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan untuk menilai dan meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi organisasi yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya” (Peter H. Rossi, 1993:5).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biodata Diri

 DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI  Nama Lengkap : Bherrio Dwi Saputra S.Pd, M.Pd  Tempat, Tanggal, Lahir : Sragen, 18 September 1994  Jenis...